XiaomiBook Pro 14 AMD Ryzen Edition Akan Diluncurkan pada 8 Agustus. Kenneth juga meminta kepada orang nomor satu di Jakarta agar mengacu kepada UU No 44 tahun 2019 tentang Rumah Sakit yang Pencariantenaga kesehatan yang pro VBAC pun dimulai. Di rumah sakit swasta di Jogja, saya tidak berganti dokter kandungan. Saya kontrol kehamilan ke dokter yang sama sejak anak kedua dulu. Dokter di Jogja suport VBAC dengan syarat melihat ketebalan rahim menjelang persalinan agar jahitan tidak robek. Terkiniid, Jakarta- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan kepgub soal penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta. Penjelasan soal Rumah Sehat tertuang dalam Kepgub 562 Tahun 2022. Kepgub Anies itu diteken 16 Juni 2022. "Menetapkan Rumah Sehat untuk Jakarta sebagai penjenamaan Rumah Sakit Daerah milik pemerintah Provinsi DKI Jakarta," Demikian isi Kepgub Anies dikutip dari detiknews Kita ingin ke depannya itu Rumah Sehat Untuk Jakarta tetap ada terus, tapi yang kita butuhkan adalah membangun kesadaran berupaya untuk menjaga kesehatan preventif dan promotif," jelas dia. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, baru saja mengganti nama rumah sakit umum daerah (RSUD) milik DKI di lima wilayah Jakarta Satuhal yang perlu diketahui, rumah sakit atau klinik bersalin umumnya tidak menganjurkan kamu untuk menjalani VBAC jika sudah pernah melahirkan caesar lebih dari 2 kali. Langkah pertama agar sukses melahirkan normal setelah caesar, pilih rumah sakit dan dokter yang memang pro VBAC. Dengan begitu, kamu bisa dimotivasi secara fisik maupun biaya pondok pesantren al anwar sarang rembang. Foto kepada pasangan Sabai Morscheck dan Ringgo Agus Rahman! Diketahui Sabai melahirkan anak kedua pada 30 Oktober 2020 pukul di Brawijaya Hospital Saharjo. Ringgo mengunggah Instagram Story mengumumkan bahwa buah hati dan istrinya dalam keadaan sabai morscheck Foto persalinan kedua ini, Sabai melahirkan secara normal setelah sebelumnya menjalani caesar pada persalinan pertamanya. Jika Moms sudah menjalani proses melahirkan caesar biasa disebut c-section, Moms mungkin dapat melahirkan bayi berikutnya secara normal. Ini disebut Vaginal Birth After Cesarean VBAC atau kelahiran vagina setelah North American Journal of Medical Sciences, kelahiran vagina setelah operasi caesar VBAC adalah salah satu strategi yang dikembangkan untuk mengendalikan peningkatan tingkat operasi caesar CSs.Kelahiran caesar merupakan sebuah proses operasi di mana bayi Moms dilahirkan melalui sayatan yang dibuat oleh dokter di perut dan rahim Juga Gairah Seks Menurun Usai Melahirkan, Apakah Ini Normal?Diketahui bahwa 7 dari 10 wanita lebih dari 70 persen yang mencoba VBAC berhasil melahirkan bayi mereka. Namun VBAC tidak bisa dilakukan pada semua faktor-faktor tertentu, seperti bekas luka rahim berisiko tinggi, yang dapat menurunkan kemungkinan VBAC bagi kita dan membuatnya sebagai pilihan yang tidak rumah sakit tidak menawarkan VBAC karena tidak memiliki staf atau sumber daya untuk menangani seksio darurat. Jika Moms mempertimbangkan VBAC, Moms harus berkonsultasi dengan dokter terlebih Ibu Hamil Memilih VBACFoto VBAC Foto Orami Photo StockBeberapa ibu hamil mungkin mempertimbangkan VBAC karena berbagai alasan, seperti berikut Waktu Pemulihan Lebih SingkatMoms akan memiliki masa pemulihat yang lebih pendek setelah melakukan VBAC daripada yang jika Moms melakukan operasi caesar kembali. Menghindari operasi akan membantu kita melanjutkan aktivitas normal lebih cepat, serta mengurangi biaya Kesempatan yang BerhargaBagi sebagian besar wanita, penting untuk menjalankan persalinan melalui Juga Hamil Tua? Kenali Tanda-tanda Mau Melahirkan Ini3. Dampaknya pada Kehamilan SelanjutnyaJika Moms berencana untuk memiliki keluarga yang lebih besar, VBAC dapat membantu untuk menghindari beberapa risiko karena kelahiran sesar, seperti jaringan parut mungkin menyulitkan pembedahan tambahan dan meningkatkan risiko masalah plasenta pada Risiko Komplikasi Bedah yang Lebih RendahPersalinan pervaginaan memiliki tingkat perdarahan, infeksi, pembekuan darah yang lebih rendah pada satu atau lebih vena dalam tubuh deep vein thrombosis, dan cedera pada organ perut, seperti kandung kemih atau Moms bisa tahu jika VBAC Tepat untuk Moms?Foto VBAC Foto Orami Photo StockBicaralah dengan dokter jika Moms berpikir untuk memiliki VBAC sebagai proses persalinan selanjutnya. Penyedia layanan kesehatan akan membantu Moms melihat risiko dan risikonya rendah dan peluang untuk memiliki VBAC sukses tinggi, maka Moms dapat memutuskan bahwa VBAC tepat untuk pernah memiliki kelahiran vagina hanya memiliki satu operasi cesar di masa lalu dengan sayatan melintang rendah juga disebut potongan bikini. Ini berarti potongannya horizontal sisi-ke-sisi dan rendah pada uterus. Ini adalah jenis sayatan cesar yang paling umum. Biasanya berdarah kurang dari sayatan lainnya. Ini juga membuat bekas luka yang lebih kuat pada rahim, yang membuatnya cenderung dan bayi dalam kondisi sehat selama Moms untuk melahitkan dengan VBAC kemungkinan tidak akan berhasil jikaMoms memiliki kondisi yang sama dalam kehamilan ini yang membuat operasi caesar diperlukan pada kehamilan sebelumnya. Misalnya, bayi memiliki masalah dengan detak jantungnya atau posisinya berbaring miring di dalam telah melewati HPL atau persalinan Moms dilakukan dengan gemuk, jika Moms mengalami obesitas, memiliki jumlah lemak tubuh berlebih dan indeks massa tubuh juga disebut BMI adalah 30 atau lebih preeklamsia, ini adalah kondisi yang dapat terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan atau tepat setelah kehamilan. Hal ini terjadi ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organnya, seperti ginjal dan hatinya, mungkin tidak berfungsi dengan baik. Tanda-tanda preeklampsia termasuk memiliki protein dalam urin, perubahan penglihatan dan sakit kepala dari kehamilan selanjutnya ke kehamilan Moms yang sekarang kurang dari 19 dikandungan sangat sakit atau pusat persalinan tempat Moms melahirkan tidak siap untuk menangani operasi caesar darurat jika aman untuk menjalankan VBAC jikaMelahirkan dengan teknik operasi cesar di masa lalu dan sayatan tidak melintang ruptur uterus pada kehamilan sebelumnya. Ini adalah saat di mana rahim robek saat persalinan, namun sangat jarang menjalani operasi ekstensif pada kondisi kesehatan atau komplikasi tertentu selama kehamilan, seperti diabetes, penyakit jantung, herpes genital atau plasenta previa, yang membuat operasi caesar Juga Tidak Ingin Melahirkan Caesar, Ini 3 Persiapan Melahirkan Normal yang Harus DilakukanKeuntungan Melakukan VBACFoto VBAC Foto Moms sukses melahirkan dengan teknik VBAC, manfaat yang akan dimiliki sebagai berikutTidak ada operasi perutPeriode pemulihan lebih pendekRisiko infeksi lebih rendahLebih sedikit kehilangan darahBanyak wanita ingin memiliki pengalaman persalinan pervaginam, dan ketika berhasil, VBAC memungkinkan beberapa hal dari American College of Obstetricians and Gynecologists, wanita yang berencana memiliki lebih banyak anak, VBAC dapat membantu mereka menghindari masalah kesehatan tertentu yang terkait dengan kelahiran caesar ini dapat termasuk cedera usus atau kandung kemih, histerektomi, dan masalah dengan plasenta pada kehamilan berikutnya. Jika Moms tahu bahwa menginginkan lebih banyak anak, ini dapat menentukan keputusan Persalinan dengan VBACFoto VBAC Foto dapat memiliki beberapa risiko, jika Moms dan bayi sehat selama kehamilan. Risiko-risiko yang bisa terjadi termasukPersalinan tidak berjalan baik dan Moms tetap membutuhkan operasi cedera, dan kehilangan pecah. Meskipun jarang terjadi, tetap bisa mengancam Bekas Sayatan Caesar Sebelumnya Penting untuk VBAC?Foto VBAC Foto melahirkan sesar, Moms akan memiliki bekas luka di kulit dan bekas luka di rahim. Beberapa bekas luka rahim lebih mungkin menyebabkan robek selama VBAC daripada yang bekas luka tergantung pada jenis luka di rahim1. Transversal RendahMerupakan jenis sayatan miring ke samping yang dibuat melintasi bagian bawah rahim yang lebih rendah dan lebih tipis. Ini adalah jenis sayatan yang paling umum dan memiliki kemungkinan paling kecil untuk pecah di masa Vertikal RendahPotongan naik-turun yang dibuat di bagian bawah rahim yang lebih tipis. Jenis sayatan ini memiliki risiko pecah lebih tinggi daripada sayatan transversal yang Vertikal TinggiAtau yang biasa disebut "klasik" merupakan potongan naik-turun yang dibuat di bagian atas rahim. Sayatan ini kadang-kadang dilakukan untuk kelahiran sesar yang sangat prematur. Sayatan ini memiliki risiko pecah Juga Bagaimana Cara Melahirkan Normal Setelah Caesar?Bagaimana Bisa Mengetahui Jenis Sayatan Sebelumnya?Foto VBAC Foto tidak bisa mengatakan potongan apa yang dibuat di dalam rahim dengan melihat bekas luka di kulit. Namun catatan medis dari persalinan sebelumnya akan memiliki cakupan informasi ide yang bagus untuk mendapatkan catatan medis tentang persalinan sesar sebelumnya sehingga dokter kandungan kita dapat Mana Moms Bisa Melakukan VBAC?Foto VBAC Foto Orami Photo StockVBAC harus dilakukan di rumah sakit yang dapat menangani situasi darurat yang mengancam kehidupan ibu atau janinnya. Beberapa rumah sakit mungkin tidak menawarkan VBAC karena staf rumah sakit tidak merasa dapat menyediakan jenis perawatan darurat dan dokter kandungan atau profesional perawatan kesehatan lainnya harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia di rumah sakit yang untuk Melakukan VBACFoto VBAC Foto sebelumnya Moms pernah menjalani operasi caesar dan hamil, mungkin ingin mulai membicarakan VBAC pada kunjungan pranatal pertama. Diskusikan kekhawatiran dan harapan Moms dengan dokter kandungan yang ia memiliki riwayat medis lengkap kita, termasuk catatan operasi caesar sebelumnya dan prosedur uterus lainnya. Penting untuk terus mendiskusikan risiko dan manfaat VBAC selama kehamilan, terutama jika faktor risiko tertentu Moms memilih VBAC, tingkatkan peluang untuk mendapatkan pengalaman yang positifPelajari tentang VBAC. Ambil kelas persalinan di untuk melahirkan bayi di rumah sakit yang lengkap. Carilah fasilitas yang dilengkapi untuk menangani operasi caesar persalinan dimulai secara alami, jika bisa. Persalinan yang diinduksi atau ditambah akan mengurangi kemungkinan fleksibel, beberapa komplikasi kehamilan atau persalinan mungkin memerlukan operasi caesar. Misalnya, Moms mungkin memerlukan operasi caesar jika ada masalah dengan plasenta atau tali pusat, bayi dalam posisi abnormal, atau persalinan yang gagal Juga Lebih Sakit Melahirkan Normal atau Caesar? Cari Tahu Jawabannya di Sini!Itu dia Moms beberapa hal yang perlu diketahui mengenai VBAC. Sementara bila ibu ingin melahirkan di rumah dengan prosedur ini, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Tak lupa, penting untuk dipahami bahwa bila ingin melakukan prosesdur VBAC, jarak kehamilan dari persalinan caesar sebelumnya adalah 18 bulan. Jadi, jika sebelumnya Anda melahirkan dengan operasi caesar kemudian hamil kembali dengan jarang kurang dari 18 bulan, kemungkinan sulit atau bahkan tidak bisa melahirkan dengan prosedur normal nantinya. Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan VBAC Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, VBAC adalah prosedur yang butuh pertimbangan matang. Prosedur melahirkan normal memang tidak bisa dilakukan oleh setiap ibu hamil yang pernah caesar karena butuh berbagai pertimbangan. Berbagai kondisi yang memperbolehkan ibu melakukukan dan tidak melakukan VBAC atau melahirkan normal setelah caesar adalah sebagai berikut. Siapa saja yang boleh melakukan VBAC? Kondisi ibu hamil yang diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah sebagai berikut Ibu yang memiliki bekas sayatan operasi caesar berbentuk garis horizontal yang terletak rendah di bawah perut. Saat ini mengandung 1 bayi, dan hanya pernah 1 kali operasi caesar sebelumnya tapi bukan dengan sayatan vertikal. Persalinan terjadi secara spontan setelah induksi, sehingga kontraksi berlangsung cepat. Ukuran taksiran berat janin lebih kecil dari ukuran berat janin sebelumnya. Tulang panggul Anda berukuran cukup besar, sehingga memungkinkan bayi untuk keluar dengan mudah. Biasanya dokter yang dapat menentukan hal ini. Belum pernah melakukan operasi berat pada rahim, seperti miomektomi untuk mengangkat tumor rahim jinak fibroid. Belum pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya. Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina menjadi berisiko, misalnya plasenta previa atau fibroid. Siapa saja yang tidak dianjurkan melakukan VBAC? Kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah sebagai berikut. Pernah melakukan persalinan caesar dengan sayatan rahim vertikal. Sayatan vertikal di bagian atas rahim atau sayatan klasik dengan bentuk huruf T akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ruptur uterus rahim robek saat mengejan nanti. Pernah melakukan persalinan caesar dengan jenis sayatan rahim yang tidak diketahui pasti, tapi diduga merupakan sayatan vertikal klasik. Pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya. Pernah melakukan operasi berat pada rahim sebelumnya, seperti pengangkatan tumor rahim jinak. Hamil di usia yang sudah terlalu tua, seperti lebih dari 35 bahkan 40 tahun. Hamil dengan berat badan berlebih. Berat bayi yang lahir lebih dari gram gr alias bayi makrosomia. Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu. Usia kehamilan terlalu singkat, sekitar kurang dari 18 minggu. Sedang hamil bayi kembar tiga atau lebih. Beberapa rumah sakit atau klinik bersalin biasanya tidak menganjurkan ibu untuk menjalani VBAC jika sudah pernah melahirkan caesar lebih dari dua kali. Konsultasikan juga dengan dokter bila ibu sedang hamil kembar dan ingin melahirkan anak kembar dengan prosedur VBAC. Apa manfaat VBAC? VBAC adalah prosedur melahirkan yang aman dengan tingkat keberhasilan tinggi jika dilakukan dengan tepat. Melahirkan normal setelah caesar juga berpotensi membawa sejumlah manfaat baik bagi ibu dan bayinya, seperti berikut. 1. Proses pemulihan lebih cepat Dibandingkan melahirkan caesar, melahirkan normal lewat vagina membutuhkan waktu pemulihan yang lebih singkat. Artinya, waktu yang ibu habiskan untuk rawat inap di rumah sakit pun tidak akan terlalu lama. Ibu bisa segera kembali melakukan aktivitas harian lainnya seperti sedia kala. 2. Melibatkan rasa perjuangan’ yang lebih besar Operasi caesar melibatkan pemberian obat bius atau anestesi guna mengurangi rasa sakit. Itu sebabnya, usaha yang Anda lakukan untuk mengeluarkan bayi dari dalam perut biasanya tidak sebesar proses melahirkan normal. Sebaliknya, proses melahirkan melalui vagina mengharuskan Anda untuk menerapkan cara mengejan saat melahirkan sekuat tenaga demi mendorong bayi keluar. Alhasil, ada perasaan haru tersendiri usai melalui proses melahirkan yang panjang. Meski begitu, prosedur melahirkan normal maupun operasi caesar ini tetap saja akan memberikan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Biasakan juga untuk berlatih teknik pernapasan saat melahirkan sejak masa kehamilan, misalnya melalui latihan prenatal yoga. Ibu juga bisa mempelajar beragam posisi persalinan agar memudahkan proses melahirkan normal setelah caesar VBAC nantinya. 3. Menurunkan risiko komplikasi operasi Pada dasarnya, semua jenis operasi berisiko menimbulkan komplikasi selama atau setelah prosesnya berlangsung, begitu pula dengan operasi melahirkan caesar. Operasi melahirkan caesar yang tidak berjalan mulus dapat meningkatkan risiko komplikasi persalinan serius. Keputusan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC dapat membantu menekan risiko terjadinya perdarahan, infeksi, pembekuan darah, atau cedera organ selama persalinan. Ketika tanda-tanda melahirkan sudah terlihat tetapi belum kunjung terjadi pembukaan lahiran, dokter mungkin memberikan induksi persalinan untuk ibu. Tanda akan melahirkan lainnya juga meliputi kontraksi persalinan asli dan air ketuban pecah. Sementara bila proses persalinan normal mengalami hambatan, prosedur medis seperti penggunaan forceps, ekstraksi vakum, hingga episiotomi gunting vagina akan dipertimbangkan. 4. Menurunkan risiko dampak buruk di kehamilan berikutnya Jika pernah melakukan operasi caesar sekali atau lebih, akan meningkatkan risiko potensi masalah kesehatan di kehamilan selanjutnya. Bagi Anda yang memang sedari awal sudah berencana untuk punya banyak anak, VBAC adalah prosedur yang tepat karena membantu mencegah risiko negatif dari prosedur melahirkan caesar. Risiko negatif tersebut misalnya rahim robek karena luka dan plasenta bermasalah akibat operasi caesar. Terlebih lagi, risiko komplikasi tersebut biasanya akan semakin meningkat semakin sering Anda menjalani operasi caesar. Adakah risiko VBAC? Terlepas dari berbagai manfaat baik yang bisa diperoleh melalui prosedur melahirkan VBAC, tentu tetap ada kekurangan melahirkan normal setelah caesar yang harus dipertimbangkan. Kemungkinan terburuk dar VBAC adalah kegagalan karena tidak berhasil menjalankan persalinan normal dengan sempurna. Kondisi ini bisa membuat rahim robek karena bekas sayatan dari operasi caesar sebelumnya terbuka, mengutip dari American Pregnancy Association. Bila sudah begini, operasi caesar darurat mau tidak mau harus segera dilakukan guna mencegah komplikasi persalinan yang meliputi perdarahan hebat, infeksi, hingga cacat pada bayi. Dalam beberapa kasus perdarahan yang cukup parah, operasi angkat rahim histerektomi harus dilakukan. Artinya, ada kemungkinan Anda tidak bisa hamil lagi bila menjalani operasi histerektomi. Persiapan penting menjelang VBAC Langkah paling utama yang harus Anda lakukan sebelum memutuskan melahirkan VBAC adalah membicarakan dengan dokter Anda. Selama konsultasi dokter akan melihat kembali semua riwayat medis Anda terkait kehamilan dan persalinan yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika memang memungkinkan, dokter dapat memberikan Anda lampu hijau untuk prosedur VBAC. Selain itu, persiapan beberapa hal terkait prosedur melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah berikut. Mempelajari semua hal mengenai VBAC. Pastikan Anda memilih pelayanan kesehatan atau rumah sakit dengan fasilitas melahirkan yang lengkap, termasuk untuk menangani operasi caesar darurat. Persiapkan kemungkinan terburuknya, misalnya ketika tiba-tiba terjadi komplikasi saat sedang melakukan persalinan normal. Ibu juga bisa mengikuti kelas persalinan yang turut membahas mengenai prosedur melahirkan normal setelah caesar atau VBAC. Sebaiknya kenali lebih dalam mengenai prosedur melahirkan ini sebelum memutuskan untuk menjalaninya dan tanyakan pendapat dokter kandungan Anda. Kamis, 26 Oktober 2017. am "Sudah lahir?" tanyaku begitu 'isi perut' seperti tumpah keluar. Terasa cepat sekali dibanding datangnya gelombang cinta yang bertubi-tubi sebelumnya. "Iya Bu, sudah. Selamat ya!" jawab bidan dan perawat yang mendampingi persalinan. Ah, MasyaAllah, ada rasa haru dan bahagia tak terhingga begitu bayi itu diangsurkan padaku untuk IMD Inisiasi Menyusu Dini. Dokter segera melakukan 'finishing' yang kusambut dengan cengiran dan ringisan. Sekian menit saya tergugu, betapa Allah sangat pemurah. Teringat beberapa bulan lalu, seorang sahabat memberi nasihat, 'JANGAN LUPAKAN QIYAMULLAIL' saat saya bertanya perihal pengalamannya berhasil melalui persalinan VBAC. Nyatanya tidak tiap malam saya bisa bangun untuk merayuNya, dan tilawah Alquran pun tidak sesuai dengan target diri sendiri. Hiks 😢😢 Makin tergugu saat dokter bergegas mengambil air wudlu setelah selesai menangani persalinan. Sejurus kemudian terdengar beliau melakukan shalat tahajud di pojok ruangan bersalin sementara perawat membantuku bebersih badan. Malu.... sekali rasanya. Betapa Allah selalu mengabulkan doa, tapi justru saya yang tidak sepenuhnya memanfaatkan moment-moment mustajab untuk memohon doa. Alhamdulillahirabbil 'alamin.. Masih amaze dengan kuasaNya yang mengizinkan saya bisa melalui persalinan pervaginam dengan riwayat SC sebelumnya. Terimakasih atas do'a dan support dari sahabat semua 😘😘 Ending yang membahagiakan itu bukan dilalui dengan tanpa beban dan hambatan. Seperti pepatah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit dahulu bersenang-senang kemudian. Dan saya pun selalu yakin dengan janji Allah bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. 25 Februari 2017 Hari itu tepat anak pertama saya berusia 3 tahun. Tak ada yang istimewa, saya justru meninggalkannya seharian di rumah bersama mbah dan dua Buliknya yang sedang berkunjung. Saya mengikuti acara blogger dan berlanjut kajian rutin hingga menjelang maghrib. Hari itu saya juga merasa tak enak badan, perut begah, kepala pusing dan sesekali mual. "Hamil mungkin, sudah berapa hari telat?" pertanyaan ini meluncur dari seorang teman, yang kutangkis dengan fakta biasanya datang bulan selalu maju dari tanggal alias siklus panjang. Tapi berhubung beberapa hari setelahnya Si Tamu tak jua datang, saya mulai curiga. Jangan-jangan beneran hamil? Apalagi sempat muntah-muntah dan jadi kurang berselera makan. Bakmi Jawa favorit menjadi tak nikmat di lidah dan tak kuasa menghabiskan seporsinya. Dan, tespack setelah terlambat sepekan menunjukkan 2 garis merah. Ya Rabb.. Saya hamil lagi?! Sebenarnya saya ingin hamil setelah Hasna berusia 2 tahun dan sudah lulus ASI&Toilet Training. Namun rupanya Allah lebih Mengetahui waktu yang paling tepat sehingga Dia memberikan amanah lagi setelah si Kakak berusia 3 tahun. Bismillah, berbekal jarak kehamilan yang kurang lebih 3,5 tahun sampai nanti melahirkan saya pun berniat untuk melahirkan normal pervaginam. InsyaAllah bisa! Itu keyakinan saya, karena banyak teman dan kasus ibu yang melahirkan sectio tetap bisa melahirkan pervaginam dengan syarat dan ketentuan berlaku, tentu saja. Suami yang awalnya gundah akhirnya ikut mendukung setelah saya berikan kisah-kisah mereka yang berhasil melalui persalinan VBAC Vaginal Birth After Caesarea. Segera saya periksa ke bidan terdekat, tempat saya periksa kehamilan si Kakak Hasna dulu. "Saya ingin bisa lahiran normal, Bu," ujar saya saat konaultasi dengan bidan tersebut. "Ya, bismillah insyaAllah bisa. Sekarang dijalani dulu saja, tak perlu banyak dipikir. Nanti mulai trimester ke tiga baru bisa dilihat kira-kira memungkinkan untuk lahir normal atau tidak," jawab beliau. Bulan-bulan berikutnya sembari mencari dokter kandungan yang pro VBAC, saya periksa ke bidan yang sama atau ke rumah bersalin RB yang menyediakan layanan USG ultrasonografi. Sayang di RB tersebut dokternya tidak menyarankan untuk melahirkan normal. "Kalau dulu SC harus SC lagi, Bu" kata beliau. Saya hanya menanggapi dengan tersenyum. Di zaman serba canggih dan arus informasi yang cepat, ada ibu berhasil VBAC dengan jarak kurang dari 2 tahun akan diketahui oleh seantero jagad raya Bu! Batin saya waktu itu. Memang semuanya tergantung kondisi, tapi dengan jarak 3 tahun lebih harusnya sudah sangat aman kecuali ada faktor risiko lainnya. Setelah beberapa kali periksa ke RB yang sama namun tanggapan dan layanan petugasnya makin kurang menyenangkan, saya pun makin getol mencari informasi DSOG dan rumah sakit yang cocok. Ingin kembali ke rumah sakit tempat Hasna dilahirkan, namun ragu dengan dokternya apakah pro VBAC atau tidak. Sedangkan ada dokter lain yang pro VBAC namun praktik di RS yang lain. Saya mencoba konsultasi ke dokter yang dulu menangani Hasna, namun ketika saya menyampaikan keinginan untuk ikhtiar melahirkan pervaginam beliau tidak mendukung. Sejak awal beliau mengatakan kejadian seperti saya saat melahirkan Hasna bisa berulang Ketuban Pecah Dini/KPD dan partus lambat sampai air ketuban habis. Mendengar itu, saya langsung mencoret nama beliau dari daftar dokter untuk persalinan nanti. Akhirnya terpaksa mencoret rumah sakit tempat beliau praktik juga. Hiks. Padahal dibanding RS swasta yang lain, RS ini paling nyaman untuk melahirkan karena RS kecil sehingga tidak terlalu sibuk dan ramai. Lagi-lagi saya mencari pertimbangan rumah sakit dan dokter yang ramah untuk konsultasi sekaligus pro-VBAC. Butuh waktu lama bagi saya untuk memutuskan, karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Dokter A orangnya sangat santai tetapi pekerjaannya terkesan terburu-buru dan kurang rapi. Dokter B sangat ramah dan baik tapi antriannya panjang dan butuh perjuangan untuk bertemu beliau. Dokter C sering terkesan jutek tapi beliau sangat profesional dalam kerja. Dokter D hanya praktik di RS yang tidak termasuk dalam list saya. Dokter E terlalu jauh dari rumah. Duh, kepala saya pusing memikirkannya. Setelah memikirkan banyak hal dan mengumpulkan testimoni dari teman-teman, akhirnya saya dan suami sepakat untuk konsultasi dengan dr. P di RS. Roemani. Akhir Agustus 2017 31 Week Pregnancy Bismillah, Jumat di akhir Agustus itu diawali dengan keriweuhan suami yang rela berangkat pagi-pagi ba'da shalat subuh. Demi apa? Demi ikhtiar mendapatkan kuota konsultasi dengan dr. P. Waktu itu Roemani belum bisa melayani registrasi online, sehingga nomor antrean harus diambil pagi-pagi supaya tidak kehabisan. Kebetulan dr. P selalu membatasi pasien di setiap praktik, dan untuk hari Jumat maksimal 25 pasien. Padahal Jumat adalah jadwal praktik beliau yang paling lama selama sepekan. Alhamdulillah, suami mengabari saya dapat kuota sehingga harus bersiap agar nantinya tidak terlambat. Setelah antre cukup lama di depan poli kandungan, akhirnya giliran saya dipanggil. Senang sekali bisa bertemu dan bertanya banyak dengan dokter fenomenal kesayangan para bumil di Semarang itu. Beliau sangat ramah dan langsung menanggapi dengan santai saat saya mengatakan ingin ikhtiar melahirkan normal. "Bismillah, insyaAllah bisa. Tapi harus ikhtiar ya Bu, nggak cukup do’a aja. Nanti ikut senam hamil, tiap hari harus jalan kaki, jaga asupan makanan supaya BBJ Berat Badan Janin nggak kebesaran, harus banyak minum air putih supaya nggak KPD Ketuban Pecah Dini lagi, jangan minum teh sama sekali supaya HB mencukupi," "Baik Bu, insyaAllah. Supaya HB tinggi bagaimana, Dok?" "Banyak makan daging merah, oia kurangi konsumsi karbo dan gula ya. Kalau bisa nggak usah makan nasi sama sekali nggak apa-apa. Kalau belum bisa ya sedikit saja boleh," "Baik, Dok," Dan pemeriksaan selanjutnya seperti biasa, alhamdulillah tidak ada masalah. Hari itu juga saya langsung didaftarkan untuk mengikuti senam hamil di RS. Roemani yang diampu oleh bidan Naning, bidan yang mengasisteni dr. P waktu itu. Jika sebelum bertemu dr. P saya malas minum vitamin dari bidan, maka setelah itu saya berniat untuk rajin minum vitamin. Apalagi resep dari beliau terbilang mahal. Hehehe. Bismillah, saya mulai menerapkan apa kata dokter. Jalan pagi ditemani suami dan anak, ikut senam hamil tunggu ceritanya di tulisan selanjutnya ya, Bunda!. Juga mengurangi asupan karbohidrat dan gula. Etapi saya masih ngopi hitam dengan sedikiiit tambahan gula. Sesekali minum tanpa gula, tapi lebih sering dengan sedikit gula. Kalau lapar bagaimana? Hm.. Saat lapar namanya juga ibu hamil trimester 3 pasti sering kelaparan saya nyemil buah atau minum air putih banyak-banyak. Awalnya cukup tersiksa sih, tapi lama kelamaan jadi terbiasa. September 2017 35 weeks pregnancy Alhamdulillah, setelah terlambat hampir dua pekan dari jadwal periksa, akhirnya bisa ketemu dokter lagi. "BBJ sudah 2,75. Sudah besar nih, kemarin gimana?" "Wah, ko sudah besar ya Dok? Saya sudah mengurangi karbo dan gula... " jawabku sedikit putus asa. "Banyak makan buah ya? Buah manis juga gulanya banyak itu.. " "Oh, jadi gula yang dari buah juga kurang baik?" "Iya, sama aja itu. Apalagi jika makannya banyak." "Duh, saya salah dong, Dok. Pikirnya ga makan karbo sama gula tapi buah nggak apa-apa." "Mulai sekarang hindari karbo sama gula, termasuk buah yang manis. Nasi nggak usah sama sekali. Makan protein tinggi aja tiap hari." "Kalau banyak protein tinggi, BBJ bisa naik tapi bayinya kecil, nggak 'ngembang'," lanjut bidan yang menemani dr. P. Oh, baiklah! Meski 2-3 hari pertama rasanya stress dan tersiksa dengan diet dari dokter ini, alhamdulillah bisa menjalaninya dengan mudah setelah sekian hari. Sesekali lah masih cheating nyemil singkong, pisang rebus, atau sukun kukus yang dimasak ibu. Bayangkan tersiksanya orang yang seumur-umur tidak pernah diet, tiba-tiba dalam kondisi hamil tua harus diet karbo dan gula. Padahal makanan kegemarannya adalah termasuk yang manis-manis, cokelat, eskrim, roti, hwaaa...! *crying Seringkali pagi-pagi merengek ke suami minta bubur ayam, atau apa yang ditemui saat jalan pagi. Sayangnya, keinginan hanya tinggal keinginan. Sesekali ingin makan roti cukup minta segigit dari roti si Kecil atau menggigit pinggiran roti suami. Kadang saat stress tak tertahankan akhirnya jadi banyak nyemil juga, dan setelahnya baru merasa bersalah. Hiks. Posted On 24 Mei 2021Posted By Hermina Pandanaran5 min readReviewed By dr. Adi Rahmawan, VBAC, Prosedur Melahirkan Normal Setelah SCJika sebelumnya Sahabat Hermina melahirkan dengan sectio caesarea SC/operasi caesar dan kemudian hamil lagi, Sahabat Hermina mungkin bertanya-tanya bolehkah melahirkan normal setelah SC? Bagi sebagian wanita, pengalaman melahirkan secara SC mungkin meninggalkan trauma yang membekas. Rasa sakit yang diderita setelah operasi dan masa pemulihan yang jauh lebih lama dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Meskipun demikian, Sahabat Hermina mungkin kerap mendengar orang-orang mengatakan jika sekali melahirkan secara caesar, maka tidak bisa lagi melahirkan secara normal dan proses melahirkan yang berikutnya juga akan lalui dengan SC. Akan tetapi, kenyataannya tidak selalu seperti itu. Beberapa wanita mungkin saja berkesempatan untuk melahirkan normal dengan lancar setelah pernah melakukan operasi SC. Dalam dunia medis, prosedur melahirkan normal setelah caesar dikenal dengan sebutan VBAC Vaginal Birth After Caesarean. Yuk, kenali lebih jauh prosedur ini. Apa itu VBAC? VBAC atau Vaginal Birth After Caesarean adalah prosedur melahirkan normal setelah pernah menjalani operasi caesar. Banyak ibu hamil yang mengalami VBAC tanpa adanya masalah. VBAC adalah pilihan yang sangat aman bagi ibu yang pernah menjalani operasi caesar sebelumnya dan telah diidentifikasi berisiko rendah. Bagi ibu yang telah diskrining dengan benar dan dianggap mampu untuk VBAC, tingkat keberhasilannya antara 60 hingga 80 persen. Ada beberapa alasan mengapa ibu mungkin perlu mencoba untuk VBAC. Beberapa ibu mungkin hanya ingin mengalami persalinan normal. Sementara itu, ibu lainnya memilih karena alasan medis berikut 1. Menghindari persalinan melalui operasi caesar, yang memiliki risiko bawaan seperti perdarahan pasca persalinan, dan komplikasi terkait anestesi. 2. Mengurangi kemungkinan transfusi darah untuk menurunkan risiko penyakit yang ditularkan melalui darah. 3. Mengurangi lama rawat inap di rumah sakit. 4. Waktu pemulihan lebih singkat. Secara keseluruhan ditemukan bahwa walaupun resiko sama-sama sangat kecil, angka kematian ibu terkait SC lebih tinggi dibanding VBAC yang telah dipersiapkan dan diseleksi. Artinya, VBAC bisa menjadi pilihan yang aman. Ibu hamil juga bisa mendiskusikan hal ini dengan dokter kandungan saat pemeriksaan rutin kehamilan di rumah sakit apabila masih memiliki pertanyaan. Siapa saja yang boleh melakukan VBAC? Beberapa ibu hamil yang diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah - Ibu yang memiliki bekas sayatan horizontal di dalam rahim. - Sedang mengandung satu bayi dan hanya pernah 1 kali operasi caesar sebelumnya tapi bukan dengan sayatan vertikal. - Sedang hamil bayi kembar dan pernah operasi caesar sebelumnya, tapi bukan dengan sayatan vertikal. - Persalinan terjadi spontan setelah induksi sehingga kontraksi berlangsung cepat. - Tulang panggul Anda berukuran cukup besar yang memungkinkan bayi keluar dengan mudah. - Belum pernah melakukan operasi mayor pada rahim, seperti miomektomi untuk mengangkat fibroid rahim. - Belum pernah mengalami rahim robek ruptur uteri di kehamilan sebelumnya. - Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina menjadi berisiko, misalnya plasenta previa atau fibroid. Ibu hamil yang tidak disarankan melahirkan normal setelah caesar VBAC Keamanan Ibu dan janin tentu menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan. Agar dapat melahirkan secara normal setelah caesar, ibu dan janin harus dipastikan sehat dan mampu menjalani prosedurnya. Meski melahirkan normal pasca caesar dapat dilakukan, tapi VBAC adalah prosedur yang berisiko tinggi sehingga tidak semua wanita aman untuk melakukannya. Maka dari itu, selain mempertimbangkan bentuk bekas luka operasi, dokter pada umumnya tidak menganjurkan ibu hamil menjalani prosedur VBAC jika memiliki kondisi berikut Preeklamsia hipertensi selama kehamilan Obesitas indeks massa tubuh mencapai 30 atau lebih Kehamilan Gemeli Kembar Janin yang dikandung sangat besar Berusia lebih dari 35 tahun Melakukan operasi caesar dalam 19 bulan terakhir Pernah melakukan dua operasi caesar sebelumnya tanpa ada persalinan normal Hamil kembar tiga atau lebih Persalinan macet Kehamilan yang melewati 40 minggu Pertambahan berat badan berlebih selama kehamilan. Kapan waktu yang tepat untuk melahirkan normal setelah Caesar? Jarak waktu ideal yang dianjurkan dokter untuk seorang ibu bisa melahirkan normal setelah sesar atau VBAC adalah minimal 2 tahun dari persalinan awal yang dilakukan dengan SC. Jarak ini direkomendasikan juga untuk waktu persalinan kembali setelah SC maupun melahirkan normal. Jika ibu hamil setelah 1 tahun SC atau kehamilan terjadi dalam jarak kurang dari 2 tahun, risiko kemungkinan terjadinya komplikasi akan semakin tinggi. Salah satu risiko VBAC yang paling fatal adalah ruptur uteri. Tips agar bisa melahirkan normal setelah Caesar Ketika dinyatakan hamil kembali, sebagian ibu mungin ingin mencoba melahirkan normal setelah sebelumnya melakukan SC. Mulailah membicarakan hal tersebut pada dokter di kunjungan prenatal pertama. Diskusikan segala kekhawatiran dan keinginan Sahabat Hermina mengenai melahirkan secara normal ini. Pastikan dokter memiliki riwayat medis lengkap, terutama catatan operasi caesar sebelumnya. Dokter akan menggunakan catatan riwayat medis untuk mempertimbangkan kemungkinan berhasilnya melahirkan normal pasca SC. Selalu konsultasikan pada dokter mengenai risiko melakukan VBAC. Jika Sahabat Hermina diperbolehkan melakukan persalinan normal oleh dokter, maka lakukanlah hal-hal berikut sebagai bentuk persiapan untuk melahirkan normal pasca operasi Mempelajari tentang VBAC. Tanyakan pada dokter dan cari tahu informasi mengenai VBAC dari berbagai referensi terpercaya. Menjaga kehamilan dengan melakukan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan olahraga ringan dapat membantu menciptakan kehamilan yang sehat. Hindari stres. Stres dapat memicu masalah pada kehamilan. Sebelum memutuskan untuk melahirkan secara normal pasca caesar, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Jangan sampai Sahabat Hermina keliru karena dapat membahayakan ibu maupun janin. Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter atau ingin meminta tips agar bisa melahirkan normal setelah caesar, Sahabat Hermina dapat konsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Hermina Pandanaran. Posted On 25 Juni 2021Posted By Hermina Ciruas7 min readReviewed By dr. Tri Gunawan, Normal Setelah Kehamilan Sebelumnya Caesar VBACBanyak ibu ingin mencoba persalinan normal setelah operasi caesar pada kehamilan sebelumnya karena berbagai alasan. Biasanya hal ini didasari oleh keinginan untuk merasakan nikmatnya persalinan normal setidaknya sekali seumur hidup. Dalam dunia medis, prosedur persalinan normal setelah operasi caesar adalah VBAC. Beberapa wanita mungkin memiliki kesempatan untuk melahirkan normal setelah operasi caesar. Namun, berbeda ceritanya untuk yang lain, karena VBAC merupakan proses penyampaian yang tidak bisa diselesaikan oleh siapapun. Apa itu VBAC? VBAC adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses persalinan normal setelah operasi caesar atau c-section. Selama ini, ibu yang menjalani operasi caesar akan direkomendasikan untuk operasi caesar lagi di kehamilan berikutnya. American College of Obstetricians and Gynecologists ACOG mengungkapkan bahwa hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah dan sang ibu mungkin saja bisa menjalani VBAC bila diinginkan. Selama ibu hamil memenuhi persyaratan dan disetujui oleh dokter, VBAC merupakan prosedur persalinan yang aman. Jika Anda tertarik, sebaiknya pertimbangkan manfaat dan risiko prosedur VBAC ini sebelum hari persalinan semakin dekat. Namun, jangan lupa untuk menyediakan berbagai persiapan persalinan dan perlengkapan persalinan mulai dari kehamilan trimester ketiga. Prosedur VBAC ini bisa dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit. Sementara bila ibu ingin melahirkan di rumah dengan prosedur ini, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan VBAC Seperti disebutkan sebelumnya, VBAC adalah proses yang membutuhkan pertimbangan yang cermat. Tidak setiap ibu hamil yang menjalani pernah operasi caesar dapat melakukan prosedur persalinan normal, karena hal ini memerlukan pertimbangan berbagai faktor. Adapun syarat ibu hamil yang diperbolehkan melahirkan secara normal setelah operasi caesar atau VBAC adalah sebagai berikut - Ibu yang memiliki bekas sayatan operasi caesar berbentuk garis horizontal yang terletak rendah di bawah perut. - Saat ini mengandung 1 bayi, dan hanya pernah 1 kali operasi caesar sebelumnya, tetapi bukan dengan sayatan vertikal. - Sedang mengandung bayi kembar dan pernah operasi caesar sebelumnya tapi bukan dengan sayatan vertikal. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan. - Persalinan terjadi secara spontan dan alami. - Tulang panggul Anda berukuran cukup besar, sehingga memungkinkan bayi untuk keluar dengan mudah. Biasanya dokter yang dapat menentukan hal ini. - Belum pernah melakukan operasi berat pada rahim, seperti miomektomi untuk mengangkat tumor rahim jinak fibroid. - Belum pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya. - Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina menjadi berisiko, misalnya plasenta previa atau fibroid. - Melakukan persalinan VBAC di rumah sakit yang siap sedia melakukan operasi darurat. Siapa saja yang tidak dianjurkan melakukan VBAC? Kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah sebagai berikut - Pernah melakukan persalinan caesar dengan sayatan rahim vertikal. - Sayatan vertikal di bagian atas rahim atau sayatan klasik dengan bentuk huruf T akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ruptur uterus rahim robek saat mengejan nanti. - Pernah melakukan persalinan caesar dengan jenis sayatan rahim yang tidak diketahui pasti, tetapi diduga merupakan sayatan vertikal klasik. - Pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya. - Pernah melakukan operasi berat pada rahim sebelumnya, seperti pengangkatan tumor rahim jinak. - Hamil di usia yang sudah terlalu tua. - Hamil dengan berat badan berlebih atau obesitas. - Berat bayi yang lahir lebih dari gram gr alias bayi makrosomia. - Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu. - Usia kehamilan terlalu singkat, sekitar kurang dari 18 bulan. - Sedang hamil bayi kembar tiga atau lebih. - Beberapa rumah sakit atau klinik bersalin biasanya tidak menganjurkan ibu untuk menjalani VBAC jika sudah pernah melahirkan caesar lebih dari dua kali. - Kondisi medis yang mengharuskan tindakan induksi persalinan karena khawatir dengan ada nya induksi persalinan meingkatkan resiko robekan saat persalinan. Jika Ibu sedang hamil anak kembar dan ingin melahirkan anak kembar dengan menggunakan prosedur VBAC, konsultasikan juga dengan dokter Anda. Manfaat VBAC VBAC adalah prosedur melahirkan yang aman, dan jika dilakukan dengan benar, tingkat keberhasilannya tinggi. Persalinan normal setelah operasi caesar juga dapat membawa banyak manfaat bagi ibu dan bayi, seperti 1. Proses pemulihan lebih cepat Dibandingkan dengan operasi caesar, persalinan normal membutuhkan waktu pemulihan yang lebih singkat. Artinya Ibu tidak akan tinggal di rumah sakit terlalu lama. Ibu bisa langsung melanjutkan aktivitas sehari-hari lainnya seperti biasa. 2. Melibatkan rasa "perjuangan" yang lebih besar Operasi caesar melibatkan anestesi atau pemberian obat bius untuk menghilangkan rasa sakit. Inilah sebabnya mengapa upaya Ibu untuk mengeluarkan bayi dari perut biasanya tidak sehebat proses persalinan normal. Di sisi lain, persalinan normal mengharuskan Ibu bekerja semaksimal mungkin untuk mendorong bayi keluar. Alhasil, setelah proses melahirkan yang panjang, muncullah emosi khusus. Meski begitu, proses persalinan normal atau operasi caesar tetap akan membawa kebahagiaan yang tak ternilai. Sejak awal kehamilan, biasakan juga untuk berlatih teknik pernapasan saat melahirkan, seperti melalui latihan yoga prenatal. Ibu juga bisa mempelajari berbagai posisi persalinan untuk memudahkan proses persalinan normal setelah operasi caesar. 3. Mengurangi risiko komplikasi bedah Pada dasarnya, semua jenis operasi dapat menyebabkan komplikasi selama atau setelah operasi, begitu juga dengan operasi caesar. Operasi caesar yang gagal meningkatkan risiko komplikasi kelahiran yang serius. Keputusan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC dapat membantu menekan risiko terjadinya perdarahan, infeksi, pembekuan darah, atau cedera organ selama persalinan. Tanda akan melahirkan lainnya juga meliputi kontraksi persalinan asli dan air ketuban pecah. Sementara bila proses persalinan normal mengalami hambatan, prosedur medis seperti penggunaan forceps, ekstraksi vakum, hingga episiotomi gunting vagina akan dipertimbangkan. 4. Mengurangi risiko reaksi merugikan kehamilan berikutnya Satu atau lebih operasi caesar akan semakin meningkatkan risiko potensi masalah kesehatan pada kehamilan berikutnya. Bagi mereka yang berencana memiliki banyak anak sejak awal, VBAC adalah prosedur yang tepat karena membantu mencegah risiko negatif dari prosedur operasi caesar. Risiko negatifnya, misalnya robekan rahim karena cedera dan plasenta bermasalah karena operasi caesar. Lebih penting lagi, risiko komplikasi ini biasanya meningkat dengan jumlah operasi caesar. Risiko kesehatan dari VBAC Meski berbagai manfaat bisa diperoleh melalui prosedur persalinan VBAC, namun tentunya masih ada kekurangan yang harus diperhatikan untuk persalinan pervaginam pasca operasi caesar. Hal terburuk yang mungkin terjadi tentang VBAC adalah kegagalan, karena tidak berhasil memberikan secara normal. Menutip dari American Pregnancy Association, kondisi ini bisa membuat rahim robek karena bekas sayatan dari operasi cesar sebelumnya terbuka. Jika ini masalahnya, operasi caesar darurat harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi persalinan, termasuk pendarahan besar, infeksi, dan cacat bayi. Dalam beberapa kasus perdarahan hebat, operasi pengangkatan rahim histerektomi mungkin diperlukan. Ini berarti bahwa jika Anda menjalani histerektomi, Anda mungkin tidak dapat hamil lagi. Persiapan penting menjelang VBAC Sebelum memutuskan melahirkan VBAC, langkah utama yang harus dilakukan adalah konsultasi dengan dokter spesialis kandungan Anda. Selama konsultasi dokter akan melihat kembali semua riwayat medis Anda terkait kehamilan dan persalinan yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika memang memungkinkan, dokter dapat memberikan Anda lampu hijau untuk prosedur VBAC. Selain itu, persiapan beberapa hal terkait prosedur melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah Mempelajari semua hal mengenai VBAC. Pastikan Anda memilih pelayanan kesehatan atau rumah sakit dengan fasilitas melahirkan yang lengkap, termasuk untuk menangani operasi caesar darurat. Persiapkan kemungkinan terburuknya, misalnya ketika tiba-tiba terjadi komplikasi saat sedang melakukan persalinan normal. Ibu juga bisa mengikuti kelas persalinan yang turut membahas mengenai prosedur melahirkan normal setelah caesar atau VBAC. Ada baikmya mengenal lebih dalam mengenai prosedur melahirkan ini sebelum memustuskan untuk menjalaninya dan tanyakan pendapat dokter spesialis kandungan Anda.

rumah sakit yang pro vbac