OlehDafid Fuadi DutaIslam.Com - Pada umumnya umat Islam mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat "Billahit taufiq wal-hidayah" atau "Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq" yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Tetapi tahukah mereka siapa pencipta ke dua kalimat tersebut? Pencipta kedua kalimat itu adalah karenaitu saya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan dan anggota Dewan beserta seluruh Kepala Perangkat Daerah atas Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. GUBERNUR JAMBI H.AL HARIS . Title: The Truth Is Out There Author: King of Kong Olehkarena itu, dengan berbagai macam bentuk kerendahan hati, dan berbagai macam bentuk penghargaan, penulis menyampaikan syukur yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan mengarahkan Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq, Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, Januari 2020 Penulis . xii DAFTAR ISI DisampaikanOleh : H.A. Taufan Tiro, S.T. Nomor Anggota : A-141 Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. WallahulMuwafiq ila Aqwamith Thariq Wassalmualaikum Wr. Wb. See more. SMK Al-Badar Cipulus Purwakarta. February 3 · Agenda Kegiatan # PPKKS 2022 Potensi peserta didik begitu banyak dan beragam, oleh karena itu SMK albadar menyediakan wadah bagi para peserta didik untuk mengembangkaan setiap potensi yang dimilikinya. biaya pondok pesantren al anwar sarang rembang. Telah menjadi identitas dan tradisi khas tersendiri bagi warga NU, tiap kali memberikan salam penutup dalam surat menyurat maupun ceramah dan diskusi maupun acara-acara resmi, sebelumnya diselingi dengan kalimat wallahul muwafiq ila aqwamith thoriq . Arti harfiahnya kurang lebih “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya”. Kalimat itu selalu disebut, ditulis dan dibaca dalam tiap kegiatan formal maupun informal yang diadakan oleh warga NU. Namun tak banyak yang tahu, siapa sosok kharismatik di balik kalimat tersebut, hingga salam itu menjadi demikian melekat erat dalam keseluruhan gerak nafas dan aktivitas warga nahdliyin. Kalimat ini ternyata diciptakan oleh KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah, seorang pengasuh pondok pesantren Al-Hidayah , sekaligus imam Masjid Besar Kendal. Beliau lahir di kota Kendal pada tahun 1915 M. Sebelum menciptakan kalimat wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, Kiai Hamid telah menciptakan terlebih dahulu istilah “Billahit taufiq wal-hidayah” . Namun karena kalimat tersebut kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam, maka beliau merasa kekhasan untuk orang NU tidak ada lagi. Untuk itu diciptakan istilah baru, yakni wallahul muwaffiq ila aqwamit thariiq yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang non-NU sebagaimana yang pernah diceritakan Gus Dur saat acara peringatan hari lahir Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII ke-46 . Saat itu sejumlah tokoh nasional, Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis 20/4. Dalam sambutannya, Gusdur menegaskan tentang komitmen keindonesiaan & kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan islam ala Indonesia. Setelah berbicara panjang lebar, dia bermaksud menutup pidato dengan ucapan “wabillahi taufiq wal hidayah“, tapi tiba-tiba dia diam sejenak…. “Saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU” jelas cucu pendiri NU ini. “Dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup dan Nahdlyiin warga NU,red wajib mengikuti. tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya.” ungkap ketua dewan Syuro PKB ini Nah setelah itu, lanjut Gus Dur, para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. Muncul ide agar di ganti dengan “wallohul Muwafiq ila aqwamith Thariq” dari seorang Kiai KH Ahmad Abdul Hamid lalu dipakailah hingga kini. “Jadi Golkar minjem “wabillahi taufiq wal hidayah” dari NU dan belum dikembalikan hingga saat ini,” kata gusdur yang diiringi gelak tawa hadirin, termasuk Slamet Effendi Yusuf yang hadir saat itu. “Untuk itu saya akhiri dengan wallohul Muwafiq ila aqwamith Thariq,” ungkap Gus Dur menyudahi Kiprah Kiai Hamid di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah adalah Rais Syuriyah PCNU Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah dengan Katib KH. Sahal Mahfudh, dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU. Ketokohannya tak banyak ditulis di media massa, namanya tak sering disebut dalam panggung-panggung nasional, atau didengungkan di berbagai kajian sejarah ke-NU-an kita, tapi kiprah dan produktivitasnya dalam berkarya tak bisa diremehkan begitu saja. Sejak tahun 1930-an, Kiai Achmad Abdul Hamid telah terlibat dalam penulisan dan penerbitan majalah Berita NO Nahdlatoel Oelama-red. Bahkan dalam sebuah tulisan, Sahal Mahfudz menyebut kiai Achmad Abdul Hamid sebagai sosok yang begitu rapi dalam menyimpan dokumen-dokumen penting NU, salah satu yang sangat rapi disimpannya adalah dokumen-dokumen Buletin LINO Lailatul Ijtima’ Nahdatoel Oelama. Kecintaannya terhadap dunia tulis menulis juga ditunjukkannya dengan menulis dan menerjemahkan kitab-kitab yang kebanyakan ditulis dengan bahasa Jawa dalam tulisan Arab pegon. Terbilang lebih dari 20 kitab yang telah ditulisnya, meliputi bidang akidah, sejarah Islam, syari’ah, ke-NU-an maupun tuntunan dakwah Islam. Salah satu karyanya yang cukup fenomenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratus Syeikh Hasyim Asy’ari yang diterjemahkannya atas perintah dari Sekretaris Jenderal PBNU kala itu, Saifudin Zuhri. Terjemahan tersebut telah dimulai oleh KH. Mahfudz Shiddiq tetapi tidak selesai sehingga PBNU meminta kiai Achmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Achmad dinamakan Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama. Kiai Achmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H. Ini saya dapat ketika masuk PMII dan lebih mendalaminya. Kelihatannya sepele bukan? tapi yang namanya sejarah siapa yang tau. "Saat acara peringatan hari lahir Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII ke-46 . Sejumlah tokoh nasional, Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis 20/4. Dalam sambutannya, Gus Dur menegaskan tentang komitmen keindonesiaan & kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan Islam ala Indonesia. Setelah berbicara panjang lebar, dia bermaksud menutup pidato dengan ucapan "wabillahi taufiq wal hidayah", tapi tiba-tiba dia diam sejenak.... "saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU" jelas cucu pendiri NU ini. "dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup dan Nahdliyiin wajib mengikuti. tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya." ungkap Ketua Dewan Syuro PKB ini Nah setelah itu, lanjut Gus Dur, para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. muncul ide agar di ganti dengan "Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq" dari seorang Kiai kharismatik asal Magelang lalu dipakailah hingga kini. "jadi Golkar minjem "wabillahi taufiq wal hidayah" dari NU dan belum dikembalikan hingga saat ini," kata Gus Dur yang diiringi gelak tawa hadirin, termasuk Slamet Effendi Yusuf yang hadir saat itu. "untuk itu saya akhiri dengan wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq," ungkap Gus Dur menyudahi. NU Online. Mungkin kalian menganggap ini konyol, tapi menurut saya tulisan diatas "sesuatu banget". Ok, dan 1 lagi.. tidak tahu ini keawaman, ketidak tahuan, keteledoran entah kesengajaan sering kita mendengar ucapan "illa awamith Thariq" BUKAN "ila". kita mungkin masih awam, tapi kita tak harus terjerumus terlalu dalam oleh keawaman kita bukan? Memang itu suatu hal sepele, tapi ingat Se-Sepele apapun itu harus hati-hati. Kalo dari segi pandang arti kata ila = ke / menuju illa = kecuali sedang, kalo kita terus-terusan mengucap ataupun menulis "illa awamith Thariq" itu sama hal-nya kita mengucap bahkan mungkin bisa diartikan berdo'a "Kecuali jalan yang lurus" [ Teriak dan katakan OH NOo..!!! ]. jadi arti kalimat wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq ialah "Semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus [ISLAM]". and finally, Alhamdulillah.. kita tahu itu. Home Khazanah Achmad Hudaifi - 12 Februari 2023, 0550 WIB Tulisan Arab dan arti Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq /Pixabay/RiZeLLi Baca Juga Tulisan Arab dan Arti Subhanallahil Ahadis Shomad Dengan mengucapkan Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh di akhir pidato berarti mengakui bahwa penceramah itu hanya sebatas perantara. Demikian penjelasan mengenai tulisan Arab dan arti dari ungkapan Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.*** Halaman 12 Editor Ianatul Ainiyah SHARE Tags arti Arab Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq Terkait Arti Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Sya Bana Wa Balighna Ramadhan Arab, Latin dan Arti Lirik Sholawat Rajab Bacaan Doa Sebelum Tidur Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Lengkap dengan 5 Amalan Sunnah Sebelum Tidur Lirik Sholawat Roqqota Aina Ya Syauqon Lengkap Terdapat Teks Arab, Latin, Terjemahan serta Makna di Baliknya Lirik Sholawat Ya Habib Ya Habibi Lengkap Terdapat Teks Arab, Latin, Terjemahan dan Makna Doa Mau Tidur Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Amalan Sunnah yang Diajarkan Rasulullah Sebelum Tidur Terkini Apa Itu Kaffarah Mengenal Konsep dan Makna di Baliknya 30 Mei 2023, 1854 WIB Doa Dimudahkan Ujian, agar Mendapat Nilai Bagus 16 Mei 2023, 0554 WIB Sholatan Taghfiru, Bacaan Lengkap Sholawat Habib Sholeh Tanggul 7 Mei 2023, 0537 WIB Allahumma Yassir Wala Tu'assir Tulisan Arab, Arti dan Kegunaanya 2 Mei 2023, 2057 WIB Contoh Ikrar Syawalan Bahasa Jawa Terbaru Tahun 2023 Idul Fitri 1444 H 30 April 2023, 0928 WIB Contoh Ceramah Singkat Halal Bihalal Bahasa Jawa dengan Topik Berbakti Kepada Orang Tua 28 April 2023, 0927 WIB Terbaru 2023! Contoh Ceramah Singkat Halal Bihalal Bahasa Jawa dengan Tema Sayang Keluarga 28 April 2023, 0917 WIB Puasa Sunnah Senin Kamis Bacaan Niat, Doa Buka Puasa, dan Manfaatnya 28 April 2023, 0808 WIB Ketahui Cara Menghidupkan Malam Idul Fitri dengan Takbir dan Ibadah, Termasuk Sunnah Idul Fitri 21 April 2023, 1252 WIB 4 Alasan Keberkahan Menghadiri Sholat Ied di Idul Fitri 1 Syawal 1444 H 21 April 2023, 1023 WIB Terpopuler 1 Jamaah Lansia Diminta Tak Berangkat Umroh Berkali-kali 2 Raffi Ahmad dan Fuji Meriahkan Live Fashion & Beauty Terbesar di Kampanye Shopee Live Bombastis Sale 3 Tiga Penghargaan K3 Pemprov Jatim Diraih Pupuk Kaltim 4 Segini Insentif Penjaga Masjid di Kota Surabaya 5 Presiden Jokowi Larang Ekspor Bauksit 6 Pratama Arhan Siap Hadapi Skuad Palestina 7 Protokol Kesehatan Masih Berlaku di Bandara Pekanbaru 8 Indonesia Open 2023 Tantangan Bagi Gregoria Mariska Tunjung 9 Rupiah Melemah sampai Harga Emas Batangan Turun pada Selasa Pagi Ini 10 Jadwal FYP TikTok 2023, Perlu Posting di Jam dan Hari Khusus? Terpopuler 1 Link Live Streaming Trans7, Nonton Siaran Langsung MotoGP Italia 2023 2 21 Ribu Orang Hadiri Acara Ikatan Alumni ITB Home Coming Pulang Kampus 2023 3 Prediksi Skor dan Susunan Pemain Jerman vs Ukraina pada Pertandingan Persahabatan 4 Fakta Terowongan Bawah Laut Nusakambangan di Wisata Benteng Pendem Cilacap 5 Air di Asrama Haji Indramayu Jadi Perhatian Khusus, Kondisinya Kini Jernih dan Mengalir Lancar PRMN TERKINI Portal Kudus DOWNLOAD 50 Soal PAT Bahasa Indonesia Kelas 4 Semester 2 PDF Kurikulum Merdeka dan Jawabannya Tahun 2023 13 Juni 2023, 2210 WIB Seputar Cibubur Dua Hal Ini Berpotensi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Malaysia ke Yogyakarta 13 Juni 2023, 2209 WIB Desk Jabar Ada Adit Sopo Jarwo di Masjid Al Kamil Jatigede Sumedang 13 Juni 2023, 2207 WIB Jurnal Aceh Wow, 5 Destinasi Wisata Bandung Ini Keren Banget, Berasa di Luar Negeri, Yuk Simak! 13 Juni 2023, 2207 WIB Berita DIY Nonton Anime Oshi no Ko Episode 9 Sub Indo di Anoboy dan Samehadaku Dicari, Ini Link Streaming Resmi BStation 13 Juni 2023, 2207 WIB Kabar Wonosobo INDONESIA OPEN 2023 Daftar Wakil Indonesia di Babak 32 Besar Hari Kedua Rabu, 14 Juni 2023 13 Juni 2023, 2207 WIB Zona Kaltara Bea Cukai Tarakan Masih Menahan Speedboat SB Pot, Pemilik Tempuh Jalur Hukum 13 Juni 2023, 2206 WIB Kilas Klaten Update Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata SMP Negeri Kabupaten Klaten di PPDB Online 2023 13 Juni 2023, 2205 WIB Portal Lebak Jokowi Bertemu Puan Maharani di Istana Kepresidenan untuk Bahas Kebijakan Nasional 13 Juni 2023, 2205 WIB Kabar Cirebon Kabar Gembira, PSSI Bantah Messi Batal ke Indonesia 13 Juni 2023, 2205 WIB Bandung Raya SYOK, 5 Pekerjaan Freelance Online Ini Punya Gaji Tinggi, Kerja dari Rumah Dibayar Dollar 13 Juni 2023, 2205 WIB Cilacap Update Karyawan Kota Batu, Jadi Bos dan Kaya dengan 15 Ide Usaha Sampingan yang Menguntungkan! 13 Juni 2023, 2205 WIB Kabar Tasikmalaya Dihantam Ombak, Perahu Nelayan Cipatujah Terbalik di Dermaga Pamayangsari. Begini Nasib Pra Korban 13 Juni 2023, 2204 WIB Saba Cirebon Papua Nugini Tak Laku. Ribuan Suporter Malaysia Pilih Nonton Indonesia vs Argentina 13 Juni 2023, 2203 WIB Jurnal Aceh Wow Mudah Banget, Ini Dia Tips Menghitamkan Ubanan Secara Alami ala dr. Zaidul Akbar 13 Juni 2023, 2203 WIB Depok 11 Pilihan Sate yang Mantap dan Gurih di Bengkulu, Simak Alamatnya 13 Juni 2023, 2203 WIB Mantra Sukabumi Isi Kandungan Surat An Nasr yang Dilengkapi dengan Bacaan Arab, Latin dan Artinya 13 Juni 2023, 2201 WIB PRFM News Meski Ada Kendala Internal, Menteri PUPR Tegaskan Transaksi Tol Nirsentuh Tetap Dimulai Tahun ini 13 Juni 2023, 2201 WIB Jurnal Soreang Johnny G. Plate Siap Bongkar Besar-besaran Kasus Dugaan Korupsi Penyediaan Infrastruktur BTS 4G 13 Juni 2023, 2201 WIB Galamedia News Jejak Sejarah Indonesia Open, Menjadi Turnamen Bulutangkis Level Tertinggi Dunia 13 Juni 2023, 2201 WIB Mapay Bandung Gawat! Kiper Andalan Persib Cedera Jari Lagi, Dokter Maung Bandung Beberkan Kondisinya 13 Juni 2023, 2200 WIB Zona Banten Jadwal TV SCTV Hari Ini Rabu, 14 Juni 2023, Akan Tayang Liputan 6, FTV, Hingga Cinta Setelah Cinta 13 Juni 2023, 2200 WIB Tasikmalaya Dukung Pelestarian Lingkungan, Simak 9 Tips Memanfaatkan Kantong Plastik yang Sudah Lama 13 Juni 2023, 2200 WIB Sudut Batam Jadwal Kapal PELNI KM Pangrango Bulan Juni 2023 Semua Rute, Syarat Terbaru dan Harga Tiket 13 Juni 2023, 2200 WIB Trenggalekpedia 5 Tempat Penjual Sate Gule Kambing Terbaik dan Terkenal di Wonogiri Tahun 2023, Ada Warung Mbah Jo dan Slamet 13 Juni 2023, 2159 WIB MALANG TERKINI - Di akhir ceramah, seorang da'i biasanya menutup dengan ucapan Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana tulisan Arab dan artinya? Tulisan Arab Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh yang benar adalah sebagai berikut والله الموفق إلى أقوم الطريق والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Baca Juga Arti Asyhadu Alla Ilaha Illallah, Lengkap dengan Tulisan Arabnya Arti dari ungkapan Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh adalah Allah yang Maha Pemberi taufik pada jalan yang paling lurus, semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah atas kalian. Tujuan menyampaikan kata-kata tersebut di penghujung ceramah adalah sebagai ungkapan jujur dari hati bahwa meskipun da'i telah menyampaikan pesan agama tetapi yang berhak memberi hidayah adalah Allah. Jadi, da'i hanya bertugas menyampaikan ilmu Allah, sementara hidayah murni dari Allah. Sebab banyak sekali orang yang dinasehati dengan agama tetapi tetap saja tidak nurut. Hal itu menunjukkan bahwa taufik dan hidayah murni hak prerogatif Allah. Manusia hanya sekedar usaha, Allah lah yang menentukan. Sudah diajarkan sejak awal termasuk di lomba-lomba pidato. FT/youtube JAMBI – Ada kabar lucu di media online Sabtu 24/11/2018 sore ini. Kabarnya acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Rakornas Majelis Nasional MN Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam KAHMI I di ACC Jambi, Sabtu 24/11, oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, diwarnai keributan. Keributan terjadi saat pembawa acara menutup acara pembukaan. Saat itu, pembawa acara mengucapkan Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq, sebuah salam khas warga NU. Lebih lucu lagi, kalimat pembawa acara tersebut diprotes peserta Rakornas, karena identik dengan Ormas lain NU red.. Sementara, HMI sudah biasa mengucapkan kalimat penutup Billahi Taufiq Wal Hidayah. “Pembawa acara mengucapkan Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq yang digunakan organisasi lain,” sebut Firman, salah seorang peserta Rakornas seperti dikutip Saat ini pihak MC diminta mengklarifikasi kalimat salah ucap tersebut, dan meminta maaf kepada peserta Rakornas KAHMI. “Kami minta agar MC meminta maaf secara terbuka, kami yakin ini sudah disusupi,” ujar pengurus KAHMI di depan mikrophon. Billahi Taufiq Wal Hidayah Juga Punya NU Kisah salam khas ini pernah menjadi guyonan dalam acara peringatan hari lahir Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII ke-46 . Sejumlah tokoh nasional, Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Gus Dur, dalam sambutannya, menegaskan tentang komitmen keindonesiaan dan kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan Islam ala Indonesia. Setelah berbicara panjang lebar, Gus Dur bermaksud menutup pidatonya dengan ucapan “wabillahi taufiq wal hidayah“, tetapi tiba-tiba Gus Dur diam sejenak. “Saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU,” jelas cucu pendiri NU ini. “Dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup acara nahdlyiin warga NU,red wajib mengikuti. Tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya,” ungkap Gus Dur. Nah setelah itu, lanjut Gus Dur, para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. Muncul ide agar diganti dengan “wallohul Muwafiq ila aqwamith Thariq” dari seorang Kiai kharismatik asal Magelang lalu dipakailah hingga kini. “Jadi Golkar minjem “wabillahi taufiq wal hidayah” dari NU dan sampai sekarang belum dikembalikan,” kata gusdur diiringi gelak tawa hadirin. “Untuk itu saya akhiri dengan wallohul Muwafiq ila aqwamith Thariq,” begitu Gus Dur menyudahi acara. Kalimat khas itu juga menjadi penutup dalam surat-menyurat khas warga NU, sebelum salam penutupan. Arti harfiahnya “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.” Istilah ini diciptakan oleh KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah. Sebelum menciptakan kalimat Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq, Kiai Ahmad telah menciptakan istilah Billahit taufiq wal-hidayah. Namun karena Billahit taufiq wal hidayah kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam, maka ia merasa kekhasan untuk orang NU tidak ada lagi. Untuk itu ia menciptakan istilah baru, Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang non-NU. Jadi Billahi Taufiq Wal Hidayah itu juga karya kiai NU. KH Ahmad Abdul Hamid adalah salah satu ulama kharismatik di Jawa Tengah. Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohannya, masyarakat Kendal menyebutnya sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”. Kiprah Kiai Ahmad, demikian panggilannya sehari-hari, di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah dengan Katib KH Sahal Mahfudz, dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU. Ia juga tercatat sebagai distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an. Dalam sebuah tulisan, Kiai Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen majalah NU seperti Buletin LINO Lailatul Ijtima’ Nadhlatoel Oelama. Kiai Ahmad termasuk sangat produktif menulis dan menerjemahkan kitab-kitab. Kitab-kitabnya umumnya ditulis dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon. Salah satu tulisannya yang cukup fenomenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratus Syech KH Hasyim Asy’ari yang ia terjemahkan atas permintaan Sekretaris Jenderal PBNU Prof KH Saifudin Zuhri. Terjemahan tersebut telah dimulai oleh KH Mahfud Sidiq, tetapi tidak selesai sehingga PBNU meminta Kiai Ahmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Ahmad dinamakan Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama. KH Ahmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H. Sumber nuo, ensiklopedi NU O'k welll.. Setelah saya ikut PMII, entah mengapa rasanya pengen ngepost hal yang satu ini. Kelihatannya sepele bukan? tapi yang namanya sejarah siapa yang tau. oleh PMII Rayon Ad-Dakhil FAI UNISDA Lamongan artikel/tulisan yang ada di bawah ini adalah berita harlah PMII yang ke-46, yang saya ambil di website NU Online. "Saat acara peringatan hari lahir Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII ke-46 . Sejumlah tokoh nasional, Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis 20/4. Dalam sambutannya, Gus Dur menegaskan tentang komitmen keindonesiaan & kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan Islam ala Indonesia. Setelah berbicara panjang lebar, dia bermaksud menutup pidato dengan ucapan "wabillahi taufiq wal hidayah", tapi tiba-tiba dia diam sejenak.... "saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU" jelas cucu pendiri NU ini. "dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup dan Nahdliyiin wajib mengikuti. tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya." ungkap Ketua Dewan Syuro PKB ini Nah setelah itu, lanjut Gus Dur, para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. muncul ide agar di ganti dengan "Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq" dari seorang Kiai kharismatik asal Magelang lalu dipakailah hingga kini. "jadi Golkar minjem "wabillahi taufiq wal hidayah" dari NU dan belum dikembalikan hingga saat ini," kata Gus Dur yang diiringi gelak tawa hadirin, termasuk Slamet Effendi Yusuf yang hadir saat itu. "untuk itu saya akhiri dengan wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq," ungkap Gus Dur menyudahi. NU Online. Mungkin kalian menganggap ini konyol, tapi menurut saya tulisan diatas "sesuatu banget". Ok, dan 1 lagi.. tidak tahu ini keawaman, ketidak tahuan, keteledoran entah kesengajaan sering kita mendengar ucapan "illa awamith Thariq" BUKAN "ila". kita mungkin masih awam, tapi kita tak harus terjerumus terlalu dalam oleh keawaman kita bukan? Memang itu suatu hal sepele, tapi ingat Se-Sepele apapun itu hati-hati lho, ntar kalo jadi Sepuluh. Kalo dari segi pandang arti kata ila = ke / menuju illa = kecuali sedang, kalo kita terus-terusan mengucap ataupun menulis "illa awamith Thariq" itu sama hal-nya kita mengucap bahkan mungkin bisa diartikan berdo'a "Kecuali jalan yang lurus" [ Teriak dan katakan OH NOo..!!! ]. jadi arti kalimat wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq ialah "Semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus [ISLAM]". and finally, Alhamdulillah.. kita tahu itu. Page 2

arti wallahul muwafiq ila aqwamith thariq